PEKANBARU - Bangkai seekor Gajah yang ditemukan di wilayah hutan tanaman industri PT. Arara Abadi, tepatnya di Distrik II Km. 54, Desa Koto Pait, Kecamatan Tualang Mandau, Kabupaten Bengkalis, dipastikan bukan hasil perburuan.

Berdasarkan konfirmasi Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, mamalia dengan nama latin Elephas Maximus Sumatrensis itu mati akibat penyakit gastroenteritis kronis. Selain itu, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan atau keracunan pada tubuhnya.

"Dari pemeriksaan patologi anatomi, penyebab kematian Gajah murni karena gangguan pencernaan, yaitu gastroenteritis kronis. Dimana makanan tidak bisa dicerna sehingga otomatis satwa tersebut kehilangan berat badannya," ujar Suharyono dalam keterangan persnya, Sabtu, (8/2/2020).

Menurut Suharyono, Gajah tersebut telah mati sekitar lima hari sebelum bangkainya ditemukan. Gajah ini berjenis kelamin betina dengan usia sekitar 40 tahun.

Ia memaparkan, kronologis kematian Gajah ini diketahui berdasarkan laporan pihak PT. Arara Abadi pada Jumat siang, (7/2). Mendapati laporan tersebut, BBKSDA Riau pun segera menurunkan tim observasi untuk melakukan pengecekan.

"Setelah tim observasi mengecek kebenaran berita, kita turunkan Tim medis untuk melakukan nekropsi pada Sabtu pagi tadi untuk melihat penyebab kematiannya ini. Setelah itu, bangkainya segera kita kuburkan di sekitar lokasinya," terangnya.***