PEKANBARU - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau mengingatkan masyarakat Provinsi Riau untuk objektif melihat upaya yang sudah dilakukan Pemerintah Provinsi Riau dan satgas (satuan tugas) dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Hal itu diungkapkan Ketua MUI Riau, Prof Dr M Nazir Karim saat diwawancarai GoRiau.com, Minggu (15/9/2019). Apalagi, kepemimpinan Gubernur Syamsuar dan Wakil Gubernur Riau Edy Nasution masih berumur hampir tujuh bulan.

"Tidak semudah membalikan telapak tangan, mengatasi permasalahan karhutla di Riau. Butuh kebijaksanaan dalam melihat kondisi kabut asap dan karhutla yang terjadi, bukan saling menghujat atau melemparkan kesalahan," kata Nazir.

Dirinya juga mengungkapkan, kedua pemimpin Bumi Lancang Kuning ini memiliki program yang bagus untuk mengembalikan kawasan dan lahan yang ilegal untuk dikembalikan kepada negara. Sehingga bisa mewujudkan Riau Hijau.

"Mana yang perlu kita kritik, silahkan saja dikritisi dengan baik. Bukan saling mencederai saat mengkritisi. Apalagi kita ini di daerah yang kental dengan adat, istiadat, serta adabnya. Jangan kita mengkritisi secara kasar, tapi tidak ada solusinya," ungkap Nazir.

Menurutnya, kabut asap yang dirasakan masyarakat dampaknya saat ini akibat karhutla, bukan kegagalan Gubernur Riau saat ini. Tapi sudah tanggungjawab kita bersama, membantu pemerintah dan satgas mengatasi kabutbasap dan karhutla. Bukan saling menghujat tak tentu arah.

"MUI juga sudah menghimbau untuk melaksanakan salat istiaqa. Upaya kita sudah dilakukan dengan pemadaman dan memohon kepada Allah SWT, namun saat ini kita menunggu mudah-mudahan doa kita diijabah Allah SWT dan hujan turun merata di Riau," jelas Nazir. ***