PEKANBARU – Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru melakukan perjanjian kerjasama (PKS) dengan PT PLN (Persero) untuk mengubah sampah menjadi bahan baku jumputan padat untuk co-firing PLTU Tenayan Raya. Bahan baku ini merupakan salah satu bahan yang akan menjadi bahan campuran energi batu bara.

"Kita sudah melakukan perjanjian kerja sama (PKS) bersama PLN untuk mengelola limbah sampah menjadi pencampur energi batu bara. Alhamdulillah, ini akan menjadi solusi untuk masalah sampah di Pekanbaru," ujar Pj Walikota Pekanbaru Muflihun, Selasa (7/6/2022).

GoRiau

Ia menjelaskan, kerjasama ini merupakan solusi untuk mengatasi permasalahan sampah di Kota Pekanbaru. Sampah yang digunakan diambil langsung dari masyarakat, yang akan dijadikan bahan baku tersebut. Saat ini, volume sampah di Pekanbaru mencapai 680 ton perhari.

"Sampah yang digunakan adalah sampah yang biasa kita angkut dari masyarakat. Ini akan diolah menjadi energi pengganti, kemudian dapat dijual kembali," jelasnya.

Jadi, selain masalah sampah teratasi, juga dapat menjadi pemasukan. Kerjasama pengelolaan sampah ini sudah ada di beberapa kota di Indonesia, yakni Medan, Pekanbaru, dan Balikpapan. Dari tiga kota ini, baru Pekanbaru yang melakukan penandatanganan MoU dan perjanjian kerjasama atau PKS.

DLHK juga telah lakukan studi banding untuk melihat langsung pengolahan BBJP. Proses kerjasama ini selama enam bulan. Mulai pembangunan pabrik pengolahan sebagai tempat penelitian dan pengembangan.

Tempatnya di TPA II Muara Fajar dengan pasokan lebih kurang 680 ton per hari. Sampah itu akan diurai dulu mana yang memenuhi syarat untuk dijadikan BBJP.

Setelah itu, jika hasilnya sudah sesuai dengan kebutuhan standar sebagai bahan campuran batu bara, akan diproduksi massal. Apabila sudah diproduksi, maka pihak Pembangkit Jawa Bali (PJB) Tenayan Raya akan menawar sebagai buyer atau pembeli.

"Diharapkan juga bank sampah yang ada di Kota Pekanbaru dapat mempersiapkan pola-pola bisnis planing ke depan terkait investasi BBJP," pungkasnya. (Adv)