PEKANBARU - Keberhasilan pada ekspedisi tahap I di Gua Langkik Tujuoh di Desa Tanjung Kecamatan Kampar, tahap II di Gua Proklamasi di Desa Gema Kecamatan Kampar Kiri, membuat Tim Expeditor bersemangat untuk menyelesaikan Ekspedisi chapter final ini. 

Ekspedisi Final ini berlokasi di Kelurahan Rokan Kecamatan Rokan IV Koto Kabupaten Rokan Hulu. 

Tim Ekspedisi kali ini berhasil mengeksplor dan memetakan 3 Gua yaitu Gua Tembus, Gua Puputan, dan Gua besar. Hasil dari ekspedisi kali ini akan di publikasikan lewat video dokumenter, publikasi jurnal dan cerita perjalanan hasil ekspedisi.

Ekspedisi kali ini di awali dengan keberangkatan tim Advent pada Kamis sore (24/09/2020). Tanpa mengabaikan protokol Covid-19, Tim Advent berangkat setelah pelepasan dengan seluruh tim ekspedisi di Homestay KOMMAPALA Winnetou. 

Tim advent terdiri dari Rilo M Ridho/Manyuk (NPW.175) sebagai koordinator lapangan pada kegiatan ini, dan Husnul Fikri/Bob (NPW.167) sebagai ketua Tim Advent.

Tim berangkat menuju lokasi dengan sepeda motor dan singgah untuk beristirahat di Desa Lubuk Bendahara Timur, tepatnya di salah satu rumah anggota muda KOMMAPALA Winnetou. 

Jum’at, (25/9/2020), setelah sarapan Tim Advent melanjutkan perjalanan ke Kelurahan Rokan, kami langsung berjumpa dengan Lurah dan Seklur Rokan, kami mendapat respon baik di Kelurahan Rokan ini. 

Kami menyelesaikan perizinan dan mendapatkan informasi tentang beberapa gua yang ada di kelurahan Rokan. Setelah itu, kami menuju masjid terdekat untuk menunaikan Salat Jum’at dan istirahat makan siang.

Pada pukul 14.00 WIB, kami menuju rumah Safrizon selaku warga desa yang mengetahui informasi gua yang ada di Kelurahan Rokan ini.

Safrizon yang biasa disapa si gondrong oleh warga setempat menjelaskan ada 6 gua yang ada di kelurahan Rokan ini yaitu Gua Tembus, Gua Puputan, Gua besar, Gua Batu balai, dan 2 Gua lagi belum ada penetapan nama, tapi warga menamakan Gua itu dengan nama Gua kelelawar dan Gua Segian Belido. 

Tim Advent memutuskan mengeksplore 3/6 dari Gua tersebut yaitu Gua Tembus, Gua Puputan, dan Gua Besar.

Setelah cukup informasi, kami di antarkan oleh Safrizon ke 3 mulut Gua tersebut. Safrizon juga menjelaskan cerita rakyat yang ada tentang ke-3 Gua tersebut dari tempat pengungsian hingga Gua yang dulunya menghisap dan meniupkan udara di sekitar Gua. 

Hingga sore hari, kami berhasil mengeksplore 2 dari 3 Gua tersebut, karena yang satu lagi guanya bertipe vertikal untuk turun dan membutuhkan peralatan khusus. Kami kembali ke rumah Safrizon untuk mandi dan beristirahat sembari menunggu tim pemetaan datang ke lokasi.

Sementara, Tim Pemetaan di hari yang sama melakukan pembukan kegiatan yang di hadiri oleh wakil dekan III FT UNRI Prof. Dr. Eng. Azridjal Aziz, ST.,MT. IPU. Pembukaan terlaksana dengan hikmat, setelah semua persiapan selesai tim berangkat menuju Kelurahan Rokan dengan sepeda motor, Tim Pemetaan berjumlah 6 orang dan satu diantaranya Anggota Luar Biasa (ALB) KOMMAPALA Winnetou, Deni Riandi (NPW.084). 

Akses beberapa jalan rusak dan musim hujan membuat tim pemetaan membutuhkan waktu yang agak lama dari perkiraan, tim menempuh perjalanan dari Pekanbaru ke Kelurahan Rokan dengan waktu 6 jam dan alhamdulillah tim sampai dengan selamat tanpa ada kurang satu pun.

Sesampai di rumah Safrizon, tim pemetaan istirahat sebentar dan langsung memulai briefing yang dipimpin oleh Korlap. Briefing dimulai dari pelaporan Tim Advent hingga schedule untuk kegiatan esok hari. 

Setelah selesai briefing, semua tim langsung beristirahat di rumah Safrizon, agar stamina dan fisik tetap terjaga. 

Sabtu pagi (26/9/2020), tim bersiap-siap untuk kegiatan hari ini, dimulai dengan sarapan yang diziapkan oleh bidang konsumsi sembari yang lain mendirikan camp di pinggir sungai Piang Hilir yang tidak jauh dari rumah Safrizon.

Kami sarapan secara bergantian dan yang lainnya melakukan persiapan untuk pemetaan. Setelah semua tim sarapan dan semua persiapan cukup, tim berangkat menuju mulut Gua.

Gua pertama yang akan dipetakan ialah Gua Tembus, Gua ini berada di Lereng Bukit Piang dibawah Gua Puputan. Gua ini termasuk Gua kering dan memiliki dua mulut Gua, karena itu dinamakan Gua tembus. 

Gua ini memiliki keanekaragaman hayati seperti bermacam-macam kelelawar berwarna hitam kecoklatan, hitam kekuningan, dan hitam kemerahan serta ada juga bulu landak yang tercecer karna di dalam Gua terdapat beberapa lorong sarang landak, bahkan di dalam Gua tembus ini, ada air jatuh dari atap Gua yang di percayai berasal dari mata air yang keluar dari rekahan atap Gua.

Walaupun akses ke Gua ini terjal menuruni tebing dan cuaca yang mulai berawan, semangat tim pemetaan tidak surut.

Pemetaan Gua Tembus ini dipimpin oleh Natasya/Tutud (NPW.169) sebagai Leader, Alfatlian/Ajod (NPW.160) sebagai shooter, Fikri/Bob (NPW.167) sebagai pointer dan notulen, Aby/Rodik (NPW.177) sebagai deskriptor dan Deni/Godok (NPW.084) sebagai eksplorer. 

Pemetaan Gua dimulai dari mulut Gua yang memanjang kesamping tapi memiliki atap yang sangat rendah, sehingga untuk masuk ke dalam Gua ini kita harus berjalan jongkok dengan menuruni bebatuan, setelah itu kita menjumpai dua cabang lorong, kedua lorong tersebut mengarah ke sebuah bilik Chamber.

Chamber tersebut di huni oleh kelelawar yang jumlahnya ribuan, sehingga yang seharusnya kita bisa berdiri di Chamber tersebut membuat kita harus duduk jika tidak ingin tertabrak oleh kelelawar.

Kami juga menemukan beberapa jarum bulu landak dan beberapa lorong sarang dari landak tersebut.

GoRiau Proses pengukuran lorong Gua T
Proses pengukuran lorong Gua Tembus.

Diujung dekat pintu kedua Gua Tembus terdapat air yang keluar dari rekahan atapnya, airnya sangat jernih tetapi tidak direkomendasikan untuk diminum dikarenakan air ini berkemungkinan sudah terkontaminasi oleh Guano (kotoran kelelawar) dll.

GoRiau Aliran air yang berasal dari r
Aliran air yang berasal dari rekahan didalam Gua Tembus.

Pemetaan berjalan lancar walaupun diluar gua hujan, kami selamat bisa berteduh di karenakan Gua tembus ini memiliki tipe gua kering. 

Setelah pengambilan data pemetaan selesai, semua tim kembali ke camp untuk istirahat sholat dan makan dan dilanjutkan dengan briefing untuk kegiatan esok.

GoRiau Tim Pemetaan.
Tim Pemetaan.

Minggu pagi (27/9/2020), setelah sarapan dan persiapan tim bergerak menuju Bukit Piang. Kali ini, ada sedikit perubahan anggota pemetaan yaitu Wahyudi/We (NPW.161) sebagai Deskriptor.

Gua ke-2 yang akan di eksplore yaitu Gua Puputan dengan pintu vertikal setinggi 10.5 meter. 

GoRiau Lintasan untuk memasuki Gua Pu
Lintasan untuk memasuki Gua Puputan.

Dari cerita warga sekitar dahulunya Gua ini menghisap udara sekitar pada pukul 10.00–11.00 WIB, lalu seperti menghembuskan udara keluar pada pukul 14.00–13.00 WIB, karena itulah Gua ini diberi nama Gua Puputan yang berasal dari kata Pupuik (Alat Musik Tiup).

GoRiau Mulut Gua Puputan.
Mulut Gua Puputan.

Setelah itu, ada seorang datok menyembelih seekor hewan yang tidak diketahui hewannya, lalu di berikan seperti persembahan, setelah itu tidak ada lagi di jumpai Gua tersebut menghisap dan menghembuskan udara sekitarnya. Begitu penjelasan dari Safrizon.

Pagi itu, setelah semua persiapan untuk turun selesai, tim langsung menuruni mulut vertikal Gua tersebut dengan hati-hati dan safety. 

Lalu di sambut langsung dengan celah sempit sebagai awalan untuk masuk lorong dalam Gua puputan, saat memasuki Gua tim langsung di sambut oleh burung hantu dan seekor kura-kura dan bau Guano (kotoran kelelawar). 

Gua ini memliki lorong pipih yang sempit sehingga tim melakukan pemetaan dengan cara merayap. 

GoRiau Salah seorang tim ekspeditor D
Salah seorang tim ekspeditor Deni/Godok saat memasuki Gua Puputan.

Di ujung Gua ini, ada sebuah Chamber yang mana di Chamber ini kita dapat duduk. Tidak ada masalah yang terjadi hingga pemetaan selesai, tetapi saat tim menuju keluar salah seorang tim menemukan celah yang sangat sempit di patahan lorong langsung lah tim mengeksplore bagian tersebut.

Setelah mencoba masuk dengan susah, kita menemukan lorong yang panjangnya sekitar 20 meter dengan atap yang sangat tinggi. 

Atap tersebut di penuhi kelelawar dan bulu landak yang sudah lapuk, kami juga menemukan Chamber yang luasnya sekitar setengah lapangan bola yang atap Gua nya sangat rendah.

GoRiau Penampakan kelelawar di dalam
Penampakan kelelawar di dalam Gua.

Sehingga, untuk mengelilingi Chamber tersebut kita harus merayap dan pemetaan Gua ini akan di lanjutkan esok hari. Hingga sore datang, kami kembali ke camp untuk ishoma.

Setelah ishoma, Tim Pemetaan melanjutkan pemetaan Gua ke-3 pada malam hari, kali ini tim memetakan Gua Besar, diyakini gua ini dahulunya gua yang digunakan sebagai tempat pengasingan pada dahulunya. 

GoRiau Proses pemetaan Gua Besar.
Proses pemetaan Gua Besar.

Masih berdasarkan penjelasan Safrizon, Gua ini memiliki Chamber yang sangat besar bahkan bisa menampung 1000 orang, dengan 2 pintu salah satu pintu Gua nya ialah pintu vertikal. Pintu vertikal ini berada di atas lorong yang panjang nya sekitar 36,81 meter dan lebarnya hanya 1 meter. 

Walaupun melawan kantuk yang berat, Tim Ekspedisi tetap menyelesaikan pemetaan sampai selesai dan kembali ke camp untuk beristirahat agar fit kembali untuk melanjutkan kegiatan esok hari.

Senin pagi (28/9/2020) setelah sarapan kami memecah tim menjadi 3, tim 1 membawa misi menyelesaikan pemetaan Gua Puputan, tim 2 mengulas profil kelurahan di kantor kelurahan Rokan, dan tim 3 di camp bertugas penyedia konsumsi dan mengulas keberangkatan pulang, dan setelah semua terselesaikan tim bersiap-siap untuk kembali ke Pekanbaru. (Natasya)