PEKANBARU - Aksi unjuk rasa peringatan 21 tahun reformasi yang dilakukan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara di Gedung DPRD Provinsi Riau, Selasa (21/5/2019) kemarin, berujung ricuh dan mengakibatkan sejumlah properti gedung dewan tersebut rusak.

Anggota Komisi I DPRD Provinsi Riau, Taufik Arrahman pun menyayangkan aksi perusakan tersebut. Ia mengatakan, seharusnya, mereka tidak perlu meluapkan aspirasinya dengan cara merusak fasilitas gedung rakyat.

"Kami hanya menyampaikan, bahwa kita sama. Lembaga ini juga ingin mengisi reformasi dengan baik. Tetapi, kita menyayangkan cara menyampaikannya yang keliru. Karena apa yang ada disini itu berasal dari masyarakat, jadi baiknya kita jaga bersama," kata politisi Gerindra ini di Pekanbaru, Rabu (22/5/2019).

Ketika disinggung mengenai pemicu tindakan anarkis massa pendemo tersebut dikarenakan tidak diperbolehkan masuk dan menemui anggota dewan, Taufik menuturkan bahwa seharusnya hal itu tetap tidak semestinya dilakukan.

"Sebenarnya ada atau tidaknya anggota dewan, itu kan bisa dikomunikasikan. Hari apa, apa yang mau didiskusikan. Bagi saya, selagi saya di kantor, pasti akan kita terima," jelasnya.

"Akan diperbaiki segera. Tapi saya berharap, kalau ada unjuk rasa seperti kemarin ke depannya, jangan merusak fasilitas gedung rakyat lagi," tukasnya.

Seperti yang diberitakan GoRiau sebelumnya, usai tiba pukul 15.16 WIB, massa aksi tersebut langsung melakukan orasi di depan pintu keluar Gedung DPRD Riau.

Akan tetapi, situasi mulai memanas ketika ratusan massa ini memaksa masuk ke dalam gedung dewan. Tak ayal, aparat yang berjaga pun langsung merapatkan barisannya. Akibatnya aksi sikut dan saling dorong pun tak dapat dihindari.

Ditambah lagi, beberapa saat kemudian ada oknum mahasiswa dari luar gerbang yang mencoba melempari polisi dengan batu.

Tak terima, aparat keamanan pun menembakkan air dari kendaraan taktis watercanon untuk meredakan aksi massa tersebut.

Tak hanya memaksa masuk melalui pintu keluar gerbang DPRD, massa juga mulai menyasar pagar samping dengan cara merusaknya.

Tak hanya pagar, pintu kaca sebelah kiri lobby dan meja security juga jadi luapan emosi massa pengunjuk rasa dan aparat keamanan. Akibatnya, hari ini, pintu kaca yang terletak di depan Komisi I tersebut sudah dipasang garis polisi. ***