JAKARTA -- Masyarakat jangan terlalu berharap kepada vaksin virus corona atau Covid-19 untuk menghentikan penularan virus mematikan tersebut. Sebab, kemanjuran dan keamanan vaksin tersebut belum terbukti.

Hal itu diingatkan epidemiolog dari Universitas Airlangga Windhu Purnomo. Windhu menyarankan masyarakat terus mengutamakan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah meluasnya penularan virus corona.

''Sekarang yang penting terutama masyarakat, tidak boleh punya ekspektasi yang terlalu tinggi. Toh nanti katakanlah semua vaksin ini oke, enggak bisa juga langsung (disuntikkan semua). Butuh waktu dan panjang,'' ucap Windhu, seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (27/10/2020).

''Artinya, sekarang enggak usah ribut soal vaksin. Serahkan ke BPOM. Tugas kita masyarakat 3 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) itu. Jangan sampai mengandalkan vaksin,'' kata Windhu.

Dijelaskan Windhu, vaksinasi akan efektif bila telah disuntikkan ke 70 persen populasi.

Saat ini, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 260 juta jiwa. Dengan demikian, vaksin perlu disuntikkan ke 180 juta orang untuk menciptakan imunitas kawanan (herd immunity).

Jika belum disuntikkan secara merata ke 70 persen total populasi di Indonesia, penularan Covid-19 akan terus terjadi.

Lanjut Windhu, penyuntikan vaksin ke 180 juta penduduk Indonesia membutuhkan waktu yang lama.

Ia memperkirakan butuh waktu dua tahun untuk menyuntikkan vaksin ke 180 juta jiwa penduduk Indonesia.

Karena itulah, kata Windhu, masyarakat tetap harus menerapkan protokol kesehatan dan pemerintah tetap harus melakukan pengetesan dan penelusuran kontak untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

''Masyarakat jangan keburu mikirkan vaksinasi ini. Karena ini nanti akan bertahap banget sampai dua tahunan agar semua orang 180 juta tervaksinasi semua,'' ujarnya.

Pemerintah telah mengamankan stok vaksin dari tiga perusahaan farmasi asal Cina yakni Sinovac, CanSino, dan Sinopharm, serta dari perusahaan farmasi asal Inggris yaitu AstraZeneca.

Seluruh kandidat vaksin dari keempat perusahaan tersebut masih menjalani uji klinis tahap ketiga. Saat ini kandidat vaksin dari Sinovac menjalani uji klinis di Bandung, Jawa Barat.***