PEKANBARU, GORIAU.COM - Pengelolaan sumber daya alam (SDA) kurang memiliki perspektif gender dalam semua aspek, termasuk kebijakan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kondisi perempuan di sekitar konsesi perusahaan.

Demikian hasil diskusi Women Reseach Institute (RI) yang dilakukan di Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau. Hasil penelitian ini disampaikan Benita dan Sita dari Women RI kepada pengurus Serikat Perempuan Indonesia (Seruni) Riau, Rabu (27/08/2014).

Menurut Ketua Seruni Riau, Widya Astuti, untuk menyikapi pentingnya perspektif dan peran perempuan dalam pengelolaan SDA, Seruni Riau akan mengadakan diskusi supaya mendorong keterlibatan perempuan dalam implementasi kebijakan pengelolaan SDA dan monitoring oleh pemerintah. Rencananya, diskusi tersebut akan digelar pada 25 September mendatang di Pekanbaru. "Target peserta diskusi adalah pemerintah daerah, legeslatif dan divisi CSR beberapa perusahaan di Riau," terang Widya.

Output yang diharapkan, lanjut Widya, pemerintah menjalankan perannya dalam mengontrol implementasi peraturan pengelolaan SDA agar berperspektif gender. Sehingga mampu mendorong perubahan yang signifikan terhadap kondisi masyarakat sekitar konsesi.

"Diskusi ini akan berkontribusi pada hasil penelitian Women Reseach Institute mengenai Forest Concession and Gender Baseline. Kajian ini akan menjadi gender baseline study, karena belum banyak penelitian membahas partisipasi perempuan dalam pengelolaan sumber daya alam, dan belum ada data pilah terkait isu pengelolaan sumberdaya alam khususnya hutan," tandas Widya. (rls)