TELUKKUANTAN - Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyakarat. Terutama para petani karet yang sampai saat ini masih bertahan dengan komoditi tersebut.

Langkah awal yang dilakukan Pemkab Kuansing adalah dengan melakukan kajian pengembangan industri hilir karet. Dalam hal ini, Pemkab Kuansing bekerjasama dengan Universitas Riau.

Dikatakan Mursini, karet masih menjadi sumber perekonomian masyarakat. Karena itu, sudah menjadi skala prioritas Pemkab Kuansing.

"Rencana kita untuk menaikkan harga karet terus berjalan. Mulai dari adanya kelompok petani hingga akan adanya pengembangan hilirisasi karet," ujar Mursini, Kamis (26/9/2019) pagi di Telukkuantan.

Saat ini, lanjut Mursini, sudah ada Asosiasi Petani Karet (Apkarsi) yang melakukan pelelangan Bokar. Dengan cara seperti ini, harga karet jauh lebih tinggi bila dibanding dijual ke tengkulak.

Terkait plan project home industri, LPPM Unri telah menyelesaikan kajian pengembangan industri hilir karet. Dr. Djaimi Bakce selaku koordinator sudah menyampaikan kajiannya ke Pemkab Kuansing pada 16 September 2019.

"Dari kajian ini, ada peluang kita mengembangkan home industri. Masyarakat bisa membuat keset, karet penutup gas elpiji bahkan miniatur jalur berbahan karet," ujar Mursini.

Karena itu, Pemkab Kuansing akan menyiapkan payung hukum dalam pengembangan hilirisasi karet.

Untuk diketahui, pada tahun 2017, luas lahan karet di Kuansing hanya tinggal 1,39 ribu hektare. Dimana, ada 63 ribu masyarakat yang bergantung kepada karet.***