TEMBILAHAN -Dibalik tewasnya Jumhan alias Haji Permata, pengusaha asal Batam, Kepulauan Riau (Kepri), akibat tertembak oleh petugas Bea Cukai di Perairan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, beberapa waktu lalu.

Aparat kepolisian diminta untuk mengusut dugaan persaingan bisnis. Permintaan pengusutan itu disampaikan Tokoh Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kabupaten Inhil, DR Yusuf Daeng.

Kasus tewasnya Haji Permata terjadi ketika petugas Bea Cukai Tembilahan menggagalkan upaya penyelundupan rokok ilegal di Perairan Tembilahan, Inhil. Saat itu, Haji Permata berada dalam speedboat yang dikejar petugas Bea Cukai.

Isu persaingan bisnis Beredar informasi adanya penyelundup lain berinisial TS, yang masih beraktivitas. Sejumlah tokoh masyarakat Inhil meminta polisi bertindak adil dalam menindak penyelundupan.

Yusuf menduga, belakangan muncul isu persaingan bisnis di balik kematian Haji Permata yang merupakan pengusaha barang-barang impor. Nama Haji Permata memang termahsyur di dua provinsi, yakni Kepulauan Riau dan Riau. Bahkan, hingga ke negeri tetangga.

"Jaringan penyelundupan di Riau sudah ada sejak dulu. Namun, sekarang ini sudah modern dan beraset besar," kata Yusuf dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (4/2/2021).

Penyelundupan lewati wilayah 4 polres Menurut dia, meski penyelundupan yang khusus berasal dari Batam menuju Riau melewati sekitar empat Polres, namun aksi ini masih saja terus terjadi.

"Itu sudah bukan rahasia umum. Orang kalau ditanya penyelundup pasti tau siapa pemainnya, ada partai besar dan partai kecil. Bahkan, saya yakin petugas penegak hukum pasti tau," sebut Yusuf.

Menurutnya, memang sulit untuk memutus secara total mata rantai penyelundupan tersebut. Sebab, diduga ada indikasi permainan mata dalam aktivitas penyelundupan barang-barang ilegal ke Riau.

"Ada yang diduga bermain mata, ada yang saling pengertian ada juga yang hanya menguntungkan sebelah pihak. Kalau menghentikan enggak mungkin, karena selama ini rasio penegak hukum juga banyak yang masih bagus, dan yang bermain kan segelintir juga. Paling tidak ada langkah-langka pengamanan yang lebih mantap," ucap Yusuf.

Minta Kapolri baru beri atensi Ia menegaskan, berkaca dari kasus Haji Permata, kejadian itu dapat menjadi atensi untuk Kapolri baru Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

"Biasanya kalau Kapolri baru kencang itu menghajar-hajar. Pak Kapolda Riau juga mantap. Kita senang begitu tu," ucap Yusuf.

Meski begitu, untuk kasus penembakan rombongan Haji Permata yang dilakukan oleh petugas Bea Cukai Tembilahan, Yusuf tidak membenarkan tindakan itu. Namun, ia sepakat petugas mengambil langkah penindakan penyelundupan.

"Kalau dilihat dari tindakan penembakannya, itu sudah mengarah tindakan tempur. Sebab, penembakan persis kena dada dan kepala. Seharusnya petugas dapat memilah siapa penyelundup, pembantu penyelundup dan sebagainya," kata Yusuf.***.