JAKARTA – Puasa Ramadhan memiliki banyak tujuan dan keuntungan. Salah satunya sebagai instrumen untuk kontemplasi spiritual dan perbaikan kualitas diri bagi umat Islam.

Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin, saat memberikan Kultum setelah shalat Zhuhur berjamaah, Selasa (7/5) di Mushalla At-Tarbiyah, menyebut dengan berpuaaa maka fakultas-fakultas spiritual manusia akan berfungsi dengan baik.

Mengutip Muhammad Jalaluddin Rumi, dia menjelaskan jika fakultas-fakultas spiritual hanya bisa berfungsi jika dilumpuhkan. Karenanya puasa dipandang sebagai instrumen spiritual break, istirahat sejenak bagi tubuh dan jiwa manusia.

Guru besar hadis UIN Alauddin Makassar ini juga menyatakan selama sebelas bulan, umat Islam melaksanakan capaian-capaian duniawi untuk mencari berbagai properti hidup, jabatan, karier, dan lainnya.

“Di bulan suci Ramadhan, saatnya kita memperbanyak tafakkur, zikir, membaca Alquran, dan amaliyah-amaliyah yang dianjurkan lainnya,” dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis (9/5).

Selanjutnya, puasa juga memiliki manfaat sebagai sarana efektif kontemplasi dan introspeksi tentang makna ketuhanan, manusia, dan alam. “Karena hakikat tujuan akhir puasa (ultimate goal) adalah agar kita mendekatkan diri dengan Tuhan, la’allakum tattaqun,” tutur dia.

Di hadapan jamaah, Kamaruddin berpesan agar ibadah yang dilakukan, termasuk puasa, mengantarkan pada perbaikan kualitas hidup. "Orang akan semakin arif, bijak, dan penyayang, karena sifat-sifat Allah SWT terrefleksi dalam dirinya sebagai indikator kualitas ketakwaannya," lanjutnya.

Kamaruddin juga menyinggung pentingnya puasa sebagai instrumen untuk menahan dan menjaga diri dari godaan-godaan hidup hedonis yang berlebihan, meraih kekuasaan dengan segala cara dan pragmatisme.

Di akhir ceramah, Kamaruddin berpesan untuk memanfaatkan kehidupan di Jakarta dengan kreativitas beribadah. Di sela-sela macet misalnya kita dapat memperbanyak membaca Alquran, zikir, dan shalawat.***