PANDEMI COVID-19 telah mampu menghancurkan berbagai sektor di dunia, khususnya di bidang ekonomi. Selain itu, ada pula dampak kesehatan yang ditimbulkan menghasilkan korban infeksi yang mencapai lebih dari 180 Juta orang dengan 4 Juta kematian. Disamping kesehatan, virus ini juga telah berhasil memukul psikologis masyarakat karena kebebasan harus terikat oleh berbagai aturan dan protokol. Namun, demi kepentingan kesehatan tentu saja hal ini diwajibkan guna meminimalkan lebih banyak lagi korban berjatuhan.

Kehadiran virus terkonfirmasi pertama kali di Wuhan ini telah berhasil melumpuhkan sektor bisnis yang mana merupakan media penggerak perjalanan kegiatan ekonomi suatu negara. Manajemen perusahaan harus mengerahkan tenaga dan pikirannya secara ekstra dengan minimal survive dari keadaan ini. Maka metode bertahan dijadikan titik fokus untuk memastikan kegiatan bisnisnya tetap eksis setidaknya hingga masa pandemi ini berakhir.

Perubahan besar pada suatu perencanaan jangka panjang secara tidak terduga tentu saja menjadi tantangan yang sangat berat bagi setiap perusahaan, sebab banyak aspek yang harus diperhatikan. Seperti pada bagian finansial, yang mana pihak yang berkepentingan disini adalah seorang akuntan, mereka harus memperhitungkan secara matang apa yang harus diprioritaskan dan perencanaan macam apa yang harus diupayakan guna memberikan keputusan yang tepat bagi eksekutor kebijakan sehingga nantinya keputusan ini akan memberikan sistem imun bagi perusahaan dikala pemberlakuan berbagai macam pembatasan di lingkungan eksternal perusahaan dan merosotnya daya beli masyarakat akibat pemasukan mereka diambil alih oleh situasi pandemi.

Penciutan Sumber Daya Manusia tentu saja tidak terhindarkan disamping mereka harus mengikuti anjuran pemerintah yang tercantum dalam kebijakan yang dikeluarkan, juga demi memastikan pendanaan mereka untuk operasional cukup untuk melalui situasi yang masih belum menentu. Oleh karena itu, diperlukan metode yang efisien namun dapat menyentuh masyarakat tanpa harus menghadirkan mereka secara fisik.

Disinilah peran media online akan menjadi pilihan utama bagi setiap perusahaan yang ada. Perusahaan yang telah lama berkecimpung di dunia ini tentu saja telah memiliki fondasi yang kokoh dalam menjalankan bisnisnya di berbagai situasi. Keberadaan produknya tentu saja telah menjadi pilihan utama para konsumennya sebab barang produksinya yang mampu memberikan kepuasan diikuti dengan pelayanan yang maksimal. Kepercayaan masyarakat akan membuat citra yang baik bukan saja kepada produknya, namun juga yang memproduksinya. Hal inilah yang sangat diperlukan oleh baik bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil-Menengah (UMKM) maupun para raksasa bisnis untuk berdagang. Walaupun cara marketing mereka masif, namun akan tetap sulit bila kepercayaan masyarakat belum terperoleh. Konsumen akan puas pada suatu produk bila itu juga diakomodasi dengan pelayanan yang ramah dan prima. Oleh karenanya, setiap pelaku usaha yang berkecimpung dalam usahanya mesti memiliki etika yang mana mampu membangkitkan citra baik pada suatu bisnis yang dijalankannya.

Kehadiran bisnis yang beretika akan mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat pada perusahaan tersebut dan tentunya secara tidak langsung memperoleh promosi gratis melalui tindakan marketing “mulut ke mulut”. Biasanya cara tersebut justru lebih efektif sebab konsumen secara langsung merasakan produk dan pelayan, karena puas mereka lalu merekomendasikan hal tersebut pada kerabat dan rekanya. Inilah mengapa, membangun citra dan kepercayaan bukan saja melalui pendanaan yang besar untuk periklanan pada berbagai media, namun yang langsung menyentuh pada masyarakatnya.

Etika dalam berbisnis akan sukses berjalan jika setiap pemangkunya menjalankan kode etik sesuai dengan profesinya. Pelayanan yang maksimal dengan sikap yang baik, dengan dasar masyarakat timur seperti senyum dan keramahtamahan akan menjadi pembuka untuk memberikan kesan pertama kepada konsumen. Ini juga bisa dilakukan bilamana pemasaran dilakukan secara daring sepertinya media sosial. Pembicaraan melalui aplikasi akan berjalan hangat bila konsumen yang penasaran pada suatu produk direspon secara ramah, antusias dan sabar oleh seorang admin. Disanalah akan timbul kesan persahabatan yang membuat pembeli ini merasa nyaman untuk berbelanja. 

Dalam suatu perusahaan, tentu saja diisi oleh beragam profesi dan tentunya tiap profesi tersebut di samping dipegang oleh aturan internal dari perusahaan, mereka juga harus mengikuti kode etik yang tertera pada profesinya masing-masing guna menjaga kualitas, mengembangkan pengalaman dan kemampuanya untuk berkontribusi bagi perusahaan dan profesinya. Disamping itu, keberadaan kode etik akan memastikan mereka untuk tidak melakukan kegiatan yang menyimpang dimana hal tersebut dapat merusak dan merugikan baik individu juga tempatnya bernaung. Hal tersebut perlu menjadi perhatian guna menghasilkan tenaga profesi yang profesional dan handal.

Seperti misalnya pada profesi akuntan. Keberadaan bagian ini cukup krusial yang mana merupakan jantung dari perusahaan itu sendiri. Mereka harus merumuskan, memperhitungkan, dan menganalisa berbagai sistematika kerja khushnya arus finansial perusahaan. Akuntan harus mampu menerjemahkan segala perhitunganya untuk dijadikan keputusan agar perusahaan dapat berjalan dengan baik. Akuntan juga harus mampu mengelola sekecil apapun resiko yang ada guna meminimalkan kesalahan yang berdampak pada kegiatan produksi. Sebab hal tersebut akan berpengaruh pada kualitas yang dihasilkan yang nantinya dikonsumsi oleh masyarakat.

Dengan demikian, maka profesi akuntan ini wajib mentaati segala kode etik yang telah disusun pada Kode Etik Akuntan. Mereka boleh saja melakukan improvisasi pada kinerjanya sebab pada perjalanan suatu perusahaan, mereka harus bersikap fleksibel; terhadap perkembangan zaman sehingga segala pertimbangan yang direncanakan mesti berorientasi pada inovasi yang kreatif. Kegiatan bisnis akan tenggelam bila mereka tidak memprediksikan mulai jauh-jauh hari apa yang akan terjadi dimasa depan sehingga dibuatkan perencanaan jangka panjang dengan covering plannya jika sesuatu terjadi seperti keadaan yang tidak terduga (pandemi). Oleh karena itu, seorang akuntan harus mampu menjaga kualitasnya bagaimanapun situasi agar suatu perusahaan dapat mampu bertahan dari berbagai macam cobaan berat di masa mendatang.

Penulis: Rislovi Mayolga dan Ria Ramadhani, mahasiswa Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Riau. ***