SELATPANJANG - Kekhawatiran masyarakat Desa Mekong Kecamatan Tebingtinggi Barat akan ganasnya abrasi menjadi kenyataan. Tanah warga terancam menjadi laut, setelah turap yang dibangun zaman Bengkalis ambruk tanpa sempat direhab.

Sebelumnya, masyarakat Desa Mekong telah berharap agar turap yang jadi penahan ombak untuk menerjang tebing segera direhab. Pasalnya, bagian bawah turap sudah memberikan ruang air laut masuk ke tebing. Lubang-lubang yang menganga besar ini, semaki lama semakin melebar, dan membuat abrasi terus saja terjadi.

Menurut beberapa warga Desa Mekong, rehab turap memang sangat diharapkan. Sebab, untuk membangun baru rasanya sangat kecil kemungkinan bisa terjadi. Dana yang dibutuhkan untuk merehab sangat kecil jika dibandingkan membangun baru yang membutuhkan banyak dana. Namun, harapan itu hanya tinggal harapan. Turap batu kini telah tumbang akibat tak berdaya menahan terjangan ombak.

"Sudah beberapa hari ini turap itu ambruk akibat ombak saat air laut pasang. Kita sangat berharap ada solusi untuk mengantisipasi abrasi. Pasalnya, sudah ratusan meter tanah warga jadi laut akibat abrasi," ujar Rusli, salah seorang warga Desa Mekong kepada GoRiau, Rabu (17/2/2016).

Abrasi memang merupakan ancaman nyata bagi wilayah kepulauan. Apalagi, Kepulauan Meranti merupakan wilayah terluar yang berbatasan langsung dengan laut lepas. Ombak-ombak besar kerap kali terjadi dan menyebabkan tak sedikit tanah warga tercebur ke laut, yang pada akhirnya luasan wilayah menjadi berkurang.

Untuk di Pulau Tebingtinggi, memang titik abrasi terbesar terletak di laut Desa Mekong. Pasalnya, desa Mekong terletak tepat di depan Selat Melaka. Tak ayal, ombak besar ketika masuk musim angin utara, dengan leluasa menerjang tebing-tebing yang tak bisa dilindungi dengan sempurna oleh turap akibat usia yang sudah lama.

"Nama saja ada turap, tapi ombak tetap saja menghantam tebing. Ini kan sudah banyak tanah warga jadi pantai, padahal posisinya di belakang turap," tambah Rusli lagi, sambil menunjukkan beberapa titik abrasi terparah meski berada di belakang turap.

Ketua Komisi B DPRD Kepulauan Meranti, Dedi Putra SHi, sebelumnya sempat mengatakan kepada GoRiau, bahwa pasca pelantikan bupati terpilih pasangan H Irwan MSi dengan Said Hasyim, mereka akan turun ke Desa Mekong, untuk melihat kondisi abrasi. Sebelumnya, tahun 2015 lalu, anggota Komisi B DPRD Meranti ini juga sempat meninjau langsung kondisi abrasi dan melihat turap. Namun, belum ada tanda-tanda akan adanya rehab, sampai pada akhirnya turap itu ambruk pada pertengahan Februari 2016.

"Sepulang dari Pekanbaru, kita langsung ke Mekong," ujar Politisi PPP Kepulauan Meranti itu kepada GoRiau, Selasa (16/2/2016). ***