JAKARTA - Perubahan mind set olahraga menuju kancah dunia sangat diperlukan. Itu hasil kesepakatan Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) bersama Asosiasi Olympian Indonesia (IOA).

Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari yang didampingi Komite Eksekutif Rafiq Hakim Radinal serta Wakil Sekretaris Jenderal II Wijaya Noeradi menerima audiensi Pengurus IOA 2022-2026 yang diketuai Yayuk Basuki.

Legenda tenis Indonesia ini hadir bersama delapan pengurus IOA, yakni Taufik Hidayat, Wailan Walalangi, Akbar Nasution, Lieng Lieng Agustin, Dedek Erawati, Shenny Ratna Amelia, Juanda Wangsa Putri, Emma Tahapry, Nurfitriyana Saiman.

“IOA ini merupakan bagian dari NOC Indonesia. Kami tidak bisa lepas dari IOA karena memang misi kami di setiap penyelenggaraan Olimpiade adalah menambah atlet ke Olimpiade. Itu artinya, kami juga memberikan anggota baru kepada IOA pada setiap Olimpiade,” kata Okto, sapaan karib Raja Sapta, Kamis (16/06).

IOA merupakan asosiasi Olympian Indonesia. Olympian atau OLY adalah status yang disematkan khusus bagi atlet-atlet yang pernah berkompetisi di panggung Olimpiade. Total saat ini Indonesia sudah memiliki 335 atlet anggota IOA.

Demi menjalankan misi menambah atlet-atlet Indonesia di Olimpiade, Okto mengatakan perlu ada perubahan mind set. Pemerintah saat ini sudah memiliki tujuan ke Olimpiade melalui DBON.

Namun, terang Okto, seluruh stakeholder juga perlu melakukan perubahan terhadap enam hal utama, yakni atlet, pelatih, wasit, turnamen, venue, dan organisasi. Poin terakhir menjadi perhatian, terlebih problematika yang terjadi di organisasi dapat berimbas kepada atlet.

Padahal peran organisasi sangat penting, mengingat induk cabang olahraga lah yang mengatur manajemen atlet-atletnya untuk mengantarkan mereka ke pentas dunia.

“Kita tidak boleh jago kandang. Sudah saatnya organisasi olahraga Indonesia ini aktif di kontinental dan internasional. Kita tak boleh jadi follower, kita harus menjadi regulator,” kata Okto.

Yayuk mengatakan aspirasi-aspirasi yang ingin IOA sampaikan sudah selaras dengan misi NOC Indonesia. Ia berharap bisa dapat lebih bersinergi dengan NOC Indonesia untuk mewujudkan masa depan olahraga Indonesia yang lebih baik.

“IOA ini kan juga ranahnya internasional, sehingga kami harus memperkuat sinergi dengan NOC Indonesia. Apa yang menjadi misi NOC, kami bisa dilibatkan untuk berjalan bersama. Aspirasi-aspirasi dari kami juga sejalan dengan NOC Indonesia,” kata Yayuk.

Pada kesempatan tersebut, IOA juga mengemukakan harapannya agar federasi-federasi nasional juga bisa memiliki kalender event yang sejalan dengan agenda internasional. Selain itu juga diperlukan penyediaan fasilitas training camp khusus bagi para atlet-atlet nasional hingga aturan apresiasi agar atlet dapat fokus mengejar panggung Olimpiade dibandingkan nasional.

Sebagai tindak lanjut pertemuan tadi, NOC Indonesia dan IOA akan mengambil langkah kongkret demi merealisasikan misi masa depan olahraga Indonesia yang lebih baik dengan mengadakan pertemuan lanjutan. ***