PEKANBARU, GORIAU.COM - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau yang terjadi setiap tahunnya selalu menjadi 'pekerjaan rumah' (PR) baik bagi pemerintah daerah hingga Pemerintah Pusat.

Dalam pemerintahan baru ini, tentu saja menjadi tugas dan beban bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan kementerian terkait. Saat hal ini ditanyakan kepadanya, Jokowi mengaku tidak ada terobosan.

"Tidak ada terobosan, yang ada hanya niat. Mau atau tidak menyudahi (kebakaran, red) ini," kata Jokowi di Pekanbaru, Riau, Rabu (26/11/2014).

Karena ditegaskan Jokowi, semuanya sudah mengerti. "Saya tegaskan tidak ada solusi, karena semuanya sudah mengerti," tegasnya lagi.

Artinya, masyarakat bersama pemerintah hingga LSM (NGO) harus bekerjasama untuk memiliki niat menyelesaikan masalah ini. "Harus ada niat, tidak ada lagi yang namanya solusi," ungkapnya.

Kebakaran hutan dan lahan di Riau sudah terjadi lebih dari 17 tahun. Hingga saat ini tidak ada solusi konkrit dari pemerintah, baik daerah maupun pusat.

Hingga kedatangan Jokowi ke Pekanbaru, dirinya menyampaikan bahwa sudah melakukan rapat bersama pihak terkait. Mulai dari Polri, TNI, Kementerian Kehutanan, Pemprov Riau, Pemerintahan Kabupaten dan Kota, LSM.

"Saya sudah sampaikan dalam rapat tadi (Rabu, red). Intinya tidak ada yang namanya terobosan, mau atau tidak menyudahinya," ungkap Jokowi lagi.

Jokowi beserta Ibu Negara dan rombongan tiba di Pekanbaru, Riau, Rabu (26/11/2014). Kedatangan Jokowi untuk meninjau lokasi kebakaran hutan dan lahan di Sungai Tohor, Kepulauan Meranti.

Namun karena cuaca buruk, akhirnya Helikopter Super Puma yang ditumpangi Jokowi beserta rombongan memutuskan kembali ke Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II.

Jokowi memutuskan untuk menginap satu malam di Pekanbaru. Untuk kemudian kembali menjalankan agenda yang tertunda hari ini, Kamis (27/11/2014) besok.

Selain mengunjungi Sungai Tohor Kepulauan Meranti, Jokowi juga menjadwalkan akan melakukan 'blusukan' ke Pasar Bawah, Pekanbaru, Riau.***