PEKANBARU, GORIAU.COM - Harapan ribuan buruh atau pekerja di sektor Migas Riau terhadap kenaikan Upah Minimum Sektor Provinsi (UMSP) tahun 2013 semakin tak menentu pasca buntunya perundungan bipartit antara perwakilan buruh dan pengusaha. Pada pertemuan kedua tadi siang, Rabu (13/3/2013) di Hotel Pangeran, kedua belah pihak tidak mendapatkan solusi untuk penetapan UMSP 2013.

Pertemuan lanjutan dihadiri Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Serikat Pekerja (SP)/Serikat Buruh (SB). Pada perundungan, kedua belah pihak bersikukuh dengan UMSP yang diinginkan sehingga rapat berjalan alot dan penuh adu argumentasi.

Rapat dipimpin perwakilan Asosisasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Riau, Damos Tamba dan dihadiri enam organisasi perwakilan buruh/pekerja diantaranya SBSI, SBCI, SPTI, SPSI, Sarbumusi, SB Solidaritas Indonesia.

Ketua Apindo Riau melalui Sekretaris Ferry Akri mengatakan, sesuai pertemuan sebelumnya, Apindo dalam kenaikan UMSP Migas 2013 hanya bisa 8 persen atau naik sebesar Rp122.400. "Seperti diketahui, UMSP Migas 2013 itu kami usul naik jadi Rp1.652.400," terangnya.

Ferry mengatakan, tahun 2012 lalu UMSP Migas Riau sebesar Rp1.530.000. Namun demikian sambungnya, memang tidak sesuai dengan yang diharapkanya SP/SB sebagai perwakilan tenaga kerja dibidang ini sebesar Rp2.500.000. Maka, untuk hal ini kiranya dapat dipahami agar usulan dari APINDO Riau dapat diterima.

"Ini sesuai dengan kemampuan perusahaan yang bergerak disektor Migas. Selain itu tidak bisa memprediksi adanya kenaikan. Sebelumnya itu sudah ada semacam kontrak (MoU,red) antara pemberi kerja dengan perusahaan bergerak disektor Migas. Makanya usulan kenaikan hendaknya dapat diterima," katanya.

Mendengar keinginan yang diajukan Apindo Riau ini, Agen Simbolon dari Serikat Buruh Riau Indonesia (SBRI) mengatakan, keinginan APINDO itu sangatlah tidak dapat diterima. Karena sebutnya, melihat kenaikan itu hanya sebesar 8 persen yang artinya untuk UMSP Migas ini hanya disesuaikan pekerja status lajang.

"Tidak dapat diterima itu. Karena kami melihat usulan kenaikan UMSP Migas itu hanya disesuaikan dengan pekerja yang berstatus lajang. Mestinya kenaikan itu tidak sebesar 8 persen. Karenanya, kami tidak dapat menerima. Sebab disinikan kami usulkan UMSP Migas Riau 2013 menjadi sebesar Rp2.000.000," ungkapnya.

Protes senada disampaikanya Adermi dari Serikat Buruh Cahaya Indonesia (SBCI) Riau. Katanya, dalam hal ini terkesan Apindo kurang memperhatikan nasib buruh atau pekerja. Karena, usulan kenaikan UMSP Migas Riau 2013 jadi Rp1.652.400. Harusnya, sambung Adermi, pihak Apindo Riau lebih menaikan dari diusulkan.

Sehingga demikian banyak protes yang dilakukan itu, mengakibatkan pembahasan tentang kesepakatan UMSP Migas secara Bipartit ini kembali memutuskan. Karena itu, pertemuan lanjutan ketiga akan dihelat dalam pekan mendatang. "Tampaknya ini belum sepakat UMSP 2013," ungkap Pimpinan Rapat, Damos Tamba menutup.

Tunggu Putusan SKK Migas

Usai pertemuan, Sekretaris Apindo Riau Ferry Akri mengatakan, untuk UMSP ini, Apindo sudah melayangkan surat atas pertemuan sebelumnya itu ke SKK Migas di Riau serta pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau karena dalam ini Apindo ingin suasana kondusif.

"Terkait tidak adanya keputusan pada pertemuan pertama, Jumat (22/2/2013). Kita sudah melayangkan surat ke SKK Migas di Riau dan Pemprov Riau. Namun sampai saat ini, sejak surat kita layangkan belum ada balasan jawaban. Apindo masih menunggu putusan SKK Migas," katanya. (rdi)