PEKANBARU - Direktur Utama BUMD Riau, PT Riau Petroleum, Herianto, sangat berharap Riau Petroleum dapat mengelola Blok Rokan yang produksinya mencapai 300.000 barel/hari.

"Itu luar biasa besar, kalau kita dapat kelola, 10 persen saja bagian kita sudah besar itu," ujarnya kepada GoRiau.com, Selasa (26/1/2016).

Lanjut Herianto, setelah berakhirnya kontrak Chevron pada 2021. Barulah ia akan melakukan negosiasi.

"Undang-undang yang baru menyatakan pemprov berhak 10 persen," kata Herianto.

Oleh karena itu, Herianto menyayangkan pernyataan DPRD yang menyuruh Riau Petroleum untuk ditutup.

"Jangan kita melemahkan diri kita masing-masing, jangan ditutup percuma kita punya banyak pakar perminyakan dan ladang minyak yang luas," ungkapnya.

Menurut Herianto, seharusnya DPRD sebagai perwakilan rakyat Riau, mendorong untuk mengelola ladang-ladang minyak yang ada di Riau bukan sebaliknya.

Ia menyatakan Riau Petroleum tidak bisa beroperasi, karena belum mendapatkan lapangan untuk eksplorasi minyak.

"Kita coba sumur tua, Pelalawan tak jalan karena Bupati tak rekom dan sudah berusaha juga dengan Kampar, akhirnya dibatalkan sendiri," jelasnya ***